Senin, 02 Mei 2011

Sebenarnya, apa arti dari gerakan-gerakan dalam Sholat?


Sebagai seorang muslim, tentunya kita telah melakukan atau mengerjakan sholat karena itu merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Selain itu, sholat juga merupakan tiang agama sebagaimana yang diutarakan Rasulullah SAW.
 Namun, ironinya banyak yang melakukan sholat hanya sekedar menggugurkan kewajiban semata dan takut akan dosa, tanpa menghayati dan merasakan apa yang sebenarnya dilakukannya, yang sebenarnya tersimpan banyak hikmah dan pelajaran.

Mari, kita mulai dengan mengetahui sebenarnya apa yang terkandung di dalam gerakan-gerakan sholat yang biasa kita lakukan, sehingga dengan mengenal sholat, kita akan bisa mengenal Allah dan Rasulullah.

Dimulai dari niat yang berarti mempersiapkan hati. Takbir. Adalah sebuah pengakuan akan kebesaran Allah. Menggambarkan pengumuman ke”sholat”an kita. Mereferensi kelahiran kita di muka bumi.
Sholat dilakukan pada posisi berdiri. Berdiri bermakna bahwa otak yang merepresentasikan ego berada di atas hati yang merepresentasikan nurani. Ini adalah fase dimana ego lebih mengendalikan nurani. Contoh hidup manusia pada fase ini adalah fase anak-anak. Diberi gambaran bahwa betapa sulitnya anak kecil berbagi pada sesamanya adalah gambaran betapa anak kecil masih didominasi kesadaran ego dibandingkan kesadaran nurani. Sering ditemui anak kecil yang tidak mau berbagi permen yang dimilikinya pada adiknya sekalipun. Karena takut jatahnya berkurang. Ini adalah fase dmana ego masih berada di atas nurani.

Gerakan berikutnya adalah ruku’. Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa ego dan nurani berada dalam posisi yang sama. Sejajar. Fase ini menggambarkan fase kehidupan manusia sebagai seorang remaja. Terkadang antara nurani dan egonya bertentangan. Pernahkah anda merasakan betapa enggannya kita berbagi tempat duduk di bis kota pada seorang ibu tua ? Atau enggannya berbagi uang jajan kepada seorang peminta-minta di lampu merah ? Dalam hati ada pertentangan. Jika diberi uang kita habis, kalau tidak diberi kok kasihan. Inilah fase yang digambarkan oleh gerakan ruku’. Seringkali pertentangan itu kemudian dimenangkan oleh ego kita. Ketidakstabilan fase ini ditegaskan lagi adanya gerakan berdiri sebelum sujud. Ini menandakan betapa seringkali pertentangan batin ini dimenangkan oleh ego.

Gerakan sujud. Adalah gerakan yang menggambarkan bahwa kini ego berada di bawah nurani. Adalah penggambaran fase kehidupan manusia berada di fase pencerahan. Fase kedewasaan. Cerita hikayat tentang Syaidina Ali bin Abi Thalib. Suatu hari beliau harus membelanjakan uang sebesar 6 dirham ke pasar untuk membeli roti bagi anak-anak beliau. Namun ditengah jalan, beliau bertemu dengan seorang fakir yang sungguh perlu dibantu. Jika beliau masih berada di fase ruku’, tentu bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan beliau. Namun beliau memberikan semua uang itu kepada fakir tersebut dengan ikhlas. “Semoga Allah memberikan balasan setimpal kepadamu.” Demikian doa dari sang fakir tersebut. Saat beliau dalam perjalanan pulang, beliau bertemu dengan seorang sahabat yang sedang berlebihan makanan. Dan beliau kemudian dibagi yang jumlahnya lebih dari jumlah yang bisa dibeli dengan uang 6 dirham. Itulah gambaran fase sujud dari seorang Ali bin Abi Thalib.

Gerakan duduk. Adalah penggambaran dari kepasrahan. Pasrah dan tawakal atas semua keputusan Allah akan dirinya. Betapa bahwa manusia itu sudah dijamin semua kebutuhan hidupnya di dunia.

Dan gerakan salam. Adalah penggambaran betapa kita kelak akan meninggalkan dunia. Dengan berpamitan kepada orang-orang terdekat kita. Baik yang di kanan, maupun kiri. Dan memberikan doa, semoga engkau diberi keselamatan.

Dan jadikanlah sholat dan doa sebagai senjatamu.
Harus ada sebuah kepasrahan yang yang kita munculkan pada sholat. Dalam ibadah. Dan dalam keseharian. Pasrah pada keputusanNya. Dan percaya bahwa Ia tidak akan memberikan kejadian yang hanya akan menyulitkan. Karena hanya Dia yang paling mengerti sebagai pencipta. Dan hanya Dia yang sudah menyiapkan penyelesaian terbaik untuk kita.
Hanya kepadaNya kita mohon pertolongan. Hanya kepadaNya kita bermunajat. Dan hanya kepadaNya kita minta perlindungan.
Ya Allah. Kami mengadu kepadaMu. Kami bersujud dihadapMu. Dengan segala kesalahan dan dosa. Kami mohon ampun kepadaMu.

1 komentar:

Anonim mengatakan... Reply Comment

manteeeeeeeeeeeeeeeeeeebbbbbbbbbbbbb

Posting Komentar

monggo komentarnya